Monday, 18 December 2017

Emak, video dan anak perempuannya

"They paid me too much", kata si anak perempuan saat membuka amplop yang diterimanya selepas menyelesaikan pekerjaan melakukan dokumentasi seminar parenting malam itu. "Wah, itu artinya video-nya harus lebih profesional tuh, nduk, "kata Emak, "tapi kita kerjakan besok aja, sekarang tidur, sudah malam."

Sabtu paginya, si anak perempuan terlihat sudah memangku laptop merah. Emak ngintip, "lo, katanya mau mulai edit video, kok malah gugling?" Emak mulai bicara panjang lebar soal amanah, kepercayaan dan lain-lain. "Aku sedang nyari software editingnya," jawab si anak perempuan. 

Sabtu siang menjelang sore, Emak baru pulang dari jenguk tetangga di Solo dan mendapati laptop merah masih di pangkuan. "Gimana progressnya?", tanya Emak yang tampak lega melihat si anak perempuan masih klik klik pada rekaman video seminar. Si Emak yang seumur hidup belum pernah edit video, sempat mengkritik cara pengambilan gambar yang diambil dari bawah. Aha, si Emak lupa, anak perempuannya juga baru pertama kali itu nge-shoot sebuah event. 

Ahad pagi, si anak perempuan masih sibuk dengan laptop merahnya. Emak sibuk mondar mandir dari dapur ke kasur. Biasa, klo Ahad, rasanya kepala lengket terus dengan bantal. Sampai Ahad malam, laptop merah belum lepas dari pangkuan si anak perempuan. Sebelum tidur, emak menanyakan lagi progress kerjaannya. "I m still working on it, tapi karena besok UAS aku mau belajar ngerjakan soal dulu." Oke, Emak pun menyetujui si anak perempuan fokus UAS dulu pekan ini.

Sepekan berlalu, tak terasa kembali berjumpa dengan hari Sabtu, dan Emak mulai panik saat si anak perempuan malah asyik membaca. "Tinggal convert ke movie, " kata si anak perempuan. Emak kemudian ambil kursi dan duduk disampingnya. "Ini mestinya ada subtitle yang meng-highlight ceramah narsumnya, sini Emak bantuin dengerin." Maka sabtu siang itu Emak dan anak perempuannya bekerja sama menuliskan subtitle sepanjang video berdurasi lebih dari 60' itu. Saat petang menjelang, "Karena sudah selesai, aku boleh membaca ya?", tanya si anak perempuan. "Besok aku lanjutkan lagi untuk convert ke movie."

Ahad pagi lagi, si anak perempuan sudah mulai bekerja sesuai janjinya. Emak siap-siap ke acara walimah. Sampai di rumah Emak ngintip ke laptop merah, si anak perempuan menunggu convert sambil membaca kisah anak koas di webtoon. Butuh waktu berjam-jam rupanya. Ahad sore, proses convert selesai. Tapiiii, kenapa ada watermark-nya? 

Si Bapak mulai turun tangan, bertanya ke si anak perempuan kenapa dipilih software gratisan, bukan software yang sudah ter-install di laptop merah. "Aku baca testimoni, klo software ini paling keren utk edit movie. Nanti belikan full versionnya ya, $53." 

Si Bapak kemudian menyarankan si anak perempuan untuk mengulang proses editing dengan software yang sudah ada. Beliau berjanji membantu setelah file video-nya di-attach. "Oke, hari Senin aku mau kerjain, jadi aku ga sekolah dulu."

Senin sore, emak dan bapak pulang kerja mendapati si anak perempuan nonton si kuda poni di RTV. "Aku sudah selesai," lapornya. Emak ngecek file movie, "la kok masih ada watermark-nya? Mana yg di software WMM?" Ternyata si anak perempuan sibuk mempercantik videonya di software trial. "Software ini lebih bagus daripada WMM, tuh bisa bikin opening & closing yang keren."

Selasa pagi menyapa, dan Emak masih harus berusaha meminta anak perempuannya menghasilkan video tanpa watermark.

Pabelan, 19 Desember 2017
Catatan Emak yang sedang mempersiapkan anak perempuannya memilih suatu peran istimewa di masa depan

Tuesday, 18 July 2017

Kemandirian untuk si kakak kecil

Kemandirian untuk si kakak kecil

"Jam 6......waktunya keluar kamar"

Seruan pagi itu selalu terdengar untuk mengakhiri aktivitas ba'da subuh dan selanjutnya memulai aktivitas lain mengurus rumah. Kakak kecil punya tanggung jawab menata gelas piring dari tempat tirisan di dekat sink.

Kali ini ummi 'memperluas' wilayah belajar si kakak dengan mengajaknya menyapu halaman depan. Satu dua hari ummi temani si kakak menyapu, sambil menunjukkan hal-hal seru di halaman. "Ada rumah undur-undur. Ayo kita cari di mana undur-undurnya."
Lain waktu kami menemukan dua telur kecil, seperti telur cecak tapi lebih besar, seperti telur burung tapi lebih kecil. "Jangan-jangan ini telur kadal ya? Kadal bertelur ga sih?"

Cukup seilat istilahnya kalo kata Eyang, tapi lumayanlah untuk mulai mengenalkan ada jenis pekerjaan lain di rumah

Monday, 17 July 2017

Konsistensi kemandirian

Kebiasaan yang perlu konsistensi

"Kalo sudah selesai, gelasnya taruh di mana Dik?", tanya saya setiap kali dia selesai minum susu. Kadang kaki kecilnya langsung melangkah ke tempat cucian, tapi tidak jarang gelas itu hanya terpuruk di ujung kakinya.

Perlu aksi khusus untuk membuatnya bangkit.
"Ayo naik, kuda akan mengantar ke tempat cucian."
"Ummi bawa sendoknya, adik bawa gelasnya."

Alhamdulillah, setelah lebih dari setahun, kebiasaan ini cukup konsisten dilakukan. Tapi yah, belum tahu juga apakah tetap berlaku saat adik bersama Mbak

Sunday, 16 July 2017

Kemandirian untuk si balita

Kemandirian untuk si balita

Zaki, 3 tahun 4 bulan, sedang belajar mempersiapkan kemandiriannya. Target pekan ini dia konsisten membuat susu sendiri. Mulai berlatih sejak beberapa bulan yang lalu, terlihat perubahan kemampuan motoriknya.

Di usia 2.5 tahun, jemarinya belum mampu secara sempurna memegang sendok. Pasti ada saja susu yang tidak mendarat sempurna di gelasnya. Masya allah, hampir setahun berlalu, kini tangannya sangat terampil memasukkan susu bubuk.

Thursday, 13 July 2017

Permohonan maaf

Permohonan maaf

Setelah sehari berlalu baru ummi sadar kesalahan ummi kemarin. Oke dear, ummi minta maaf ya.

Ummi salah, memintamu untuk menata piring gelas dengan cara komunikasi yang tidak produktif. Berbicara sambil mencuci piring saat kamu di kamar tentu sangat tidak sopan ya. Ummi yang sedang mengajarkanmu kemandirian terkait tanggung jawab pagi, sudah melupakan satu pelajaran penting cara berkomunikasi.

Dan saat kamu meminta ummi menyampaikan maaf ummi menolak karena tidak merasa bersalah. What a bad mum

Please forgive ummi ya Nak

Monday, 19 June 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #10

Kakaaaaaak...... banguuun, " teriak ummi dari dapur berkali kali.

Beberapa saat kemudian kakak kecil keluar dari kamar sambil ngomel, "kok ummi teriak-teriak sih?"

Beberapa saat kakak & ummi saling menyalahkan, bikin ummi jadi naik darah. Tapi kemudian, ummi melangkah keluar dari dapur untuk menyelesaikan cucian baju. Sambil mencuci, ummi jadi menyesali komunikasi tidak produktif pagi ini. Dimulai dari kekesalan ummi tidak berhasil ngeprint, kemudian cucian piring yang menggunung dan kakak-kakak yang tidak segera bangun. Setelah kondisi hati stabil, ummi dekati anak-anak dan berkata, "Maaf ya nduk, I cant help myself kalo kalian bangun siang. Ummi ga suka ada yang tidur lagi habis subuh."

Kakak kecil tertunduk, "Maafkan aku juga, ummi. Would u pls wake me up?"

Ah, anak-anak ini belum bisa bangun tanpa intervensi ummi. Keep doa, berharap anak-anak segera mandiri. Sambil ummi berikhtiar dengan bersabar membangunkan mereka, sampai saatnya bisa bangun sendiri. Kalau ummi membiarkan mereka trus klo bangun diomelin, malah jadi emosi jiwa. Keep cool pls, mungkin ada yg fitrahnya blm terpenuhi dulu. Keep sabar, demi masa depan yg lbh  cerah utk anak-anak




Monday, 12 June 2017

Bundsay: Komunikasi Produktif #9

"Kakak...... kok tidur lagi sih"

.......2 jam kemudian.................

"Kakaaaaaak, get up plisssssss!!"

---Dan mengalirlah panjang pendek nasihat ummi, yang cuma ditanggapi dengan tatapan mata ngantuk


Ummi stress, emosi makin meningkat.......dan istighfar, kemudian bertekad mengubah strategi.


"Setuju ga kalo jualan kue, ga usah jauh-jauh, jual aja ke mbah dan eyang. Ummi pesen 4 toples deh."
....mulai matanya berbinar............
"Gimana kalo dikasih label Conni'es Cooqee? Coba buat deh desaininnya pake laptop HP."
...langsung beranjak ambil catatan dan mulai menggoreskan desain huruf menyusun label yang akan dibuat di komputer......

Seharian itu, kakak besar tak terlihat melungker lagi di kamar. Pagi hari, dia mulai ngotak atik Photoshop dan menunjukkan hasil karyanya. Siang hari. dicatatnya resep beberapa kue dengan rapi.


Dan Alhamdulillah, kemarin sore dia tunjukkan her very own sagu keju. Sama sekali tanpa intervensi ummi......

"Masya Allah, ummi really proud of you. Be productive, dear. Find your passion and contribute."

......alhamdulillah, begitu caranya berkomunikasi dengan gadis 14 tahunku...............