Salah satu bentuk kemandiriannya ditunjukkan dengan membuat kukis sendiri. Suatu waktu, dia kirim email saya (saat kerja di kampus) yang isinya resep biskuit ANZAC. Saya reply: where do you get this recipe, nduk? Katanya, dia baca dari salah satu chapter booksnya yang berkisah tentang exploring Australia. Dan dia nanya, can I make this?
Sorenya, kami mulai membaca lagi resep itu dan praktek keesokan harinya. Alhamdulillah, hasilnya enak, semua suka biskuit itu. Beberapa waktu kemudian dia minta lagi untuk bikin biskuit itu. Tapi karena saya lagi ada kerjaan lain, dia bilang akan bikin sendiri. Karena biskuit ini simple banget, saya cuma bantu rebus air, butter & madu saja. Mulai dari nyiapin bahan, nimbang, aduk, dan membentuk Qonita lakukan sendiri. Baru saat tahap masuk oven, saya turun tangan lagi. Dia hepi banget, adik dan abinya suka sekali makan biskuit yang akhirnya kami rename jadi coconut biscuit itu.
Kadang, dia ambil dari salah satu resep warisan penghuni rumah kami sebelumnya, sejenis butter cookies. Yang ini, perlu bantuan saya pake hand mixer. Semangat sekali dia mencetak dengan berbagai bentuk cookie cutter, dihias-hias dengan sprinkle warna warni atau choc chips. Nah, untuk cookies ini biasanya dia share ke teman-temannya. Kata Qonita, they really like the cookies....
Insya Allah, ini salah satu tahapan untuknya belajar mandiri. Dia enjoy dengan aktivitasnya ini, merasa bangga dengan penghargaan keluarga dan teman atas jerih payahnya
