Alhamdulillah, paper yang disubmit ke SPE (Society of Plastic Engineers) ANTEC diterima. Supervisor saya, meminta supaya paper itu dipresentasikan di conference. Hah, Boston, Amerika, jauh amat. Kata mereka, kalau tahun ini ga hadir di conference, ada kemungkinan tahun depan paper a/n Swinburne bisa direject. Mereka rutin hampir tiap tahun kirim paper, karena ini adalah conference terbesar tentang plastik di Amerika.
Alhamdulillah dapat conference grant dari faculty untuk transport dan akomodasi.
Untuk bisa masuk ke Amerika, pemegang paspor Indonesia harus mendapatkan visa karena tidak termasuk negara dalam kategori visa waiver program. Nah untuk keperluan conference ini, saya apply non-migrant visa B1/B2, temporary visitor for pleasure/business. Untuk transit di US, perlu juga apply visa. Beberapa kategori visa bisa dicek di http://canberra.usembassy.gov/niv_visa_categories.html.
Pertama, ngisi application form D160 di https://ceac.state.gov/genniv/, jangan lupa siapkan foto yang sesuai format (standard passport photo), kemudian print confirmation page-nya.
Selanjutnya, buat interview appointment online ke nearest US embassy, yg untuk kasus saya di US Consulat General Melbourne. Untuk bikin appointment, harus registrasi dulu dengan biaya $14. Saat bikin appointment itu saya masih nunggu approval FEIS Research ttg pengajuan conference attendance award. So, stlh registrasi ga langsung bikin appointment. Baru setelah grant-nya approved, saya lanjutin lagi proses visa appointment. Saat login, user id dan password saya ditolak terus, udah minta reset, tetep aja login gagal. Yo wis lah, saya bikin username baru, artinya bayar lagi $14. Langsung bikin appointment, dapet 2 minggu dari hari itu.
Berikutnya, bayar application fee sebesar AUD$140 untuk visa B1/2. Di Australia, mereka hanya menerima pembayaran melalui post office. Untuk konjen yang lain, mungkin bisa berbeda, silakan cek di website US embassy di tiap negara.
Untuk interview, dokumen wajib yang harus disiapkan adalah: lembar konfirmasi DS-160, bukti pembayaran application fee, paspor yang masih berlaku (berlaku minimal 6 bulan sebelum waktu keberangkatan), lembar konfirmasi appointment online, self address envelope (kilat khusus). Untuk mempercepat proses, bawa selengkap-lengkapnya semua dokumen pendukung, misalnya: proof of employment (surat dari employer yang menyatakan status dan jabatan pekerjaan), purpose of travel (kalo mau conference, bawa brosur/undangan dari panitia, jadwal presentasi yang menunjukkan nama, paper/poster yang mau dipresentasikan, waktu, dll, surat dari supervisor/research office yang menjelaskan status dan mungkin juga dukungan finansial. Untuk menunjukkan kemampuan finansial, siapkan juga warranty letter dari uni, statement balance/buku tabungan, ato surat keterangan beasiswa. Dokumen tambahan yang perlu disiapkan: travel itinery (jangan bayar dulu untuk ini), CV (must be current, with start and end dates of employment/education and detailed/description of current research and list of publications). Semua dokumen ini untuk meyakinkan officernya tentang maksud perjalanan ke USA dan membuktikan akan kembali lagi ke negara asal. Dokumen-dokumen ini yang biasanya perlu dikirimkan saat aplikasi visa kita diputuskan pending
Waktu interview saya adalah 6 April 2011, pukul 9.15. Sampai di konjen Amerika di 553 St Kilda Rd Melbourne pukul 8.45. Sempat bingung, kok pintunya ga bisa dibuka. Tak lama datang security minta untuk menunggu di luar sampai dipanggil.
Begitu panggilan datang, semua applicant masuk dan mengambil nomor antrian, kemudian menyerahkan lembar konfirmasi form D160. Masuk konjen Amerika, kayak mau boarding aja. Semua bawaan di-X Ray, trus ditahan di loker, kecuali dompet dan dokumen yang diperlukan. Nunggu sebentar sampai ada sekitar 4 applicant, kemudian seorang security membawa kami upstair. Di depan lift, ada lagi pemeriksaan security (lagi) untuk kemudian duduk manis menunggu nomer antrian dipanggil. Ditemani national geographic mag dan tayangan welcome to america, saya menunggu sampai akhirnya dipanggil. Ditanya, mau ngapain, mana buktinya. Trus disuruh finger print.
Begitu panggilan datang, semua applicant masuk dan mengambil nomor antrian, kemudian menyerahkan lembar konfirmasi form D160. Masuk konjen Amerika, kayak mau boarding aja. Semua bawaan di-X Ray, trus ditahan di loker, kecuali dompet dan dokumen yang diperlukan. Nunggu sebentar sampai ada sekitar 4 applicant, kemudian seorang security membawa kami upstair. Di depan lift, ada lagi pemeriksaan security (lagi) untuk kemudian duduk manis menunggu nomer antrian dipanggil. Ditemani national geographic mag dan tayangan welcome to america, saya menunggu sampai akhirnya dipanggil. Ditanya, mau ngapain, mana buktinya. Trus disuruh finger print.
Nunggu lagi, lo kok nomerku dilewati, kayaknya yang sebelum-sebelumnya urut terus. Belum sempat komplain, panggilan sudah datang. Interviewnya ga seperti saat nglamar kerja, tapi kayak beli tiket kereta, dibatesi kaca. Pertanyaannya: what subject do you study, udah brapa lama sekolah, kapan selesainya, siapa yg mbayarin sekolahmu. Ok, tunggu sebentar, ntar saya panggil lagi, kata officer yang senyumnya sembunyi ini.
Dipanggil lagi, trus ditanya kapan mau conference-nya. Kata si officer: mestinya kamu apply 3 bulan in advance dari jadwal keberangkatanmu, ni processing time-nya bisa 3 weeks or longer. Kirim resume kamu ya, kami butuh historical recordmu. Saya bilang kalo sekarang bawa surat dari employer saya. Jawabnya: Ok, we ll keep it, tapi tetep dikirim ya CV-nya, kami mau melihat riwayat hidupmu. Jadi artinya, keputusan visa saya dipending.
Seperti yang saya baca di web-nya US govt, permohonan visa bisa menghasilkan 3 keputusan: diterima, ditolak atau dipending karena sesuatu hal seperti pada kasus saya. Kalau saya perhatikan lagi, applicant yang ditolak biasanya langsung pergi setelah wawancara, dan seingat saya ada beberapa yang kayak gitu. Yang diterima, setelah interview, mereka disuruh nunggu untuk kemudian dipanggil lagi di loket kasir untuk bayar visa issuance fee (honesty, sempat ge-er waktu disuruh nunggu).
FYI, ada temen saya sekantor, namanya Saifullah, dari Bangladesh, visanya ditolak saat interview, trus ada lagi teman lain yang sampai 3 bulan belum ada kabar. Tapi ada juga yang diterima, namanya Khalid Imran, ini dari Bangladesh juga.
Oke.... sabar menunggu, kalo memang udah rejekinya, Insya Allah dimudahkan
Melbourne, 6 April 2011
Booo statistikku lebih banyak dari pada mummy..
ReplyDelete