Thursday, 31 May 2012

Belajar membaca dengan membaca

Shofiya, 5.5 tahun sudah masuk primary school sekarang, tepatnya di kelas preparation. Semacam kelas nol besar kalo di Indonesia. Sebulan pertama di sekolah, pelajaran yang didapatnya 'hanya' common rules di sekolah. Seperti, gimana konsep sharing mainan dengan teman, apa yang harus dilakukan saat ada yang jahil, aturan untuk minta kesempatang ngomong di kelas, dll. Sesekali dia juga membawa worksheetnya, coloring page ato craft sederhana.

Pada bulan kedua, barulah dia diajari membaca. Ga seperti bahasa Indonesia yang memiliki pola yang baku pada kata-katanya, bahasa Inggris lumayan tricky (ini istilah teacher Qoni, Lucia). A pada apple bisa beda dengan A pada Australia. Kadang huruf I dibaca ai, kadang ya i aja. Jadinya, anak-anak itu belajar dengan phonics, misalnya the name of the letter is I (ai) but it sounds i (seperti itchy).

Yang menarik, selain dengan cara itu, anak-anak belajar membaca dengan membaca. Maksudnya, mereka diminta membawa satu buah buku untuk dibaca di rumah tiap hari. Buku itu dikelompokkan dalam level tertentu sesuai tingkat kesulitannya. Buku pertama yang dibaca Shofi berjudul It is Big. Buku ini tipis sekali, 5-6 halaman dengan ilustrasi gambar yang menonjol. Tiap halaman hanya memuat satu kalimat dengan maksimal 4 kata.
       The truck is big
       The bicycle is small
       The lady is big
       The baby is small

Dan ajaibnya, saat saya contohkan untuknya di 1-2 halaman pertama, halaman berikutnya mampu dibaca dengan lancar oleh Shofi. Entah karena dia lihat gambarnya atau karena dia hapal bahwa kata itu berbunyi big.

Setiap hari Shofi membaca dengan cara seperti itu. Buku-buku dengan kalimat sangat sederhana dan diulang-ulang itu membuat dia mulai mengenali kata I, you, and, the, an.... Dia jadi hepi,, I can read the books, katanya...Semakin pe-de dan tambah semangat

Salah satu contoh buku level 1 (waduh kok lupa catat judul & authornya)

Saat ini, Shofi sudah membaca buku level 4, dengan kalimat yang lebih kompleks. Semakin banyak buku yang dia baca, semakin banyak pula dia mengenali kata. Dengan cara belajar seperti ini, anak anak tak sekedar mampu membaca, tapi juga menjadi menyukai kebiasaan membaca. Reading is fun.....

Winter 2012, pusing setelah ngutak atik ANSYS

Wednesday, 23 May 2012

Tempe goreng is yummy....

Kemarin kami membaca buku tentang Panti Asuhan.

Ummi: "Kasihan ya kak, anak-anak itu. Ga punya ayah & ibu. Ni lihat, maemnya aja cuma pake sayur asem dan tempe goreng"
Shofi: "Tempe goreng kan yummy banget"
Qoni: "Iya mi, besok masak sayur asem ya, pake tempe goreng!"
Ummi (mbatin): "Mbok ya dari dulu to nak, suka tempe. Di sini kan tempe mahal..."


Wednesday, 16 May 2012

Creep Behavior of PLA-Based Biodegradable Plastic Exposed to a Hydrocarbon Liquid

Alhamdulillah, akhirnya publish juga. Mulai submit September 2011, revisi I Desember 2011, revisi II Januari 2012, revisi III Februari 2012, dan online di May 2012




Abstract

This study explores the effect of hydrocarbon liquid on creep behavior of Polylactic Acid (PLA)–based plastic. Evolution of the mechanical properties of the material was investigated experimentally by measurement of creep under tensile load. Tensile creep behavior was studied with a constant load over a temperature range from 30 to 50ÂșC using specimens containing different levels of liquid. It was shown that the hydocarbon liquid diffusion obeys the Fickian law of diffusion. The viscoelastic properties vary with temperature and these properties dramatically decrease above the glass transition temperature (Tg). Significant decreases in modulus and in the peak of tan d were observed with an increase in liquid concentration at low temperatures. In contrast, at high temperatures, drier material recorded lower storage modulus. However, only small changes of Tg were recorded. Dependence of compliance on temperature was observed in the creep test at all levels of liquid content.  With respect to drier samples, it was noted that the high liquid content material had a lower rate of increasing creep strain with temperature. Therefore, at elevated temperatures, higher creep strain of dry specimens was observed compared to those with a higher liquid content. The improvement of creep resistance and stiffening of material at high temperatures can be attributed to the significant increase of crystallinity fraction induced by liquid absorption.  Understanding the effect of liquid diffusion in conjunction with temperature provides useful information for assessment of the potential use of this biodegradable plastic in load-bearing applications exposed to an organic liquid. 



The full text paper is available on:

Semoga bermanfaat......

Sunday, 6 May 2012


PERJUANGAN UNTUK SHOLAT DHUHUR DI SEKOLAH


Salah satu hal yang saya pikirkan saat keberangkatan ke Australia  adalah bagaimana anak-anak saya tetap bisa belajar menjalankan kewajibannya sebagai muslim. Saat di Indonesia, tentu saya bisa memilihkan sekolah yang menurut saya mampu mendidik secara Islami, terutama membiasakan menutup aurat dan mengajarkan sholat.
Alhamdulillah, anak saya tetap diijinkan memakai kerudung dalam seragam hariannya di public school. Secara hukum, memang ada jaminan dari pemerintah yang mengharuskan sekolah membebaskan muridnya memakai baju yang sesuai keyakinan agamanya, termasuk jilbab.
Untuk urusan sholat, saya berusaha membiasakan anak-anak untuk sholat lima waktu, terutama ketika sudah menginjak usia 7 tahun. Saat summer, anak-anak bisa sholat dhuhur di rumah sepulang sekolah karena pukul 6 pm baru masuk waktu asar. Nah, ketika daylight saving berakhir sekitar autumn, waktu asar bergeser menjadi pukul 3 pm. Dengan keyakinan saya bahwa kemudahan jama' tidak tepat untuk kami yang mukim hampir 4 tahun di Melbourne, anak-anak saya minta sholat dhuhur di sekolah.
Melihat adanya mushola di kampus-kampus dan prayer room di tempat-tempat umum (hospital & station), saya yakin tidak akan ada masalah dengan aktivitas sholat di sekolah ini. Apalagi adanya jaminan kebebasan beragama, termasuk kebebasan tidak beragama.

Saat di grade 2, class teacher mengijinkan anak saya bersama beberapa temannya sholat dhuhur saat lunch break di dalam kelas. Di usia 7-8 tahunan mereka mampu sholat jamaah di tengah keriuhan murid-murid lain yang sedang break, cepat-cepat menghabiskan lunch, mengambil wudu dengan tertib, menunjuk seorang imam dan pulang ke rumah dengan laporan: Mum, aku tadi sudah sholat.
Aktivitas ini berlangsung lancar selama 2 minggu, sampai suatu hari anak-anak bilang: we are not allowed to pray at school now. Ternyata, larangan itu berasal dari principal sekolah.
Bersama parent lain, saya buat surat permohonan resmi ke sekolah minta kesempatan supaya anak2 kami bisa sholat kembali. Surat balasan kami terima, isinya: tidak diijinkan sholat di sekolah dengan alasan sistem pendidikan victoria adalah sekuler dan tidak ada supervisi untuk anak-anak saat sholat.
Sebenarnya, hasil konsultasi ke legal advisor di uni dan human right comission of Australia menyatakan bahwa religious belief must be reasonably accomodated.

Permohonan kami ajukan kembali, kali ini dengan dukungan lebih banyak parents, karena kebetulan cukup banyak Indonesian di sekolah ini. Tapi, jawaban yang kurang lebih sama kembali kami terima, kali ini dengan tambahan anak-anak diijinkan dijemput saat lunch untuk sholat duhur.  Perjuangan untuk bisa sholat duhur ini juga dilakukan di school council, semacam POMG (persatuan ortu murid & guru). Ternyata parents non muslim juga mendukung usaha kami ini. Harapan kami, anak-anak bisa sholat di sekolah.

Alhamdulillah, saat tulisan ini dibuat parents masih istiqomah menjemput anak-anak tiap hari ke sekolah saat lunch break. Anak-anak sholeh itu keluar dari kelasnya dengan tertib setelah lunch, tanpa ribut, tanpa mengeluh. Kemudian berjalan bersama menuju rumah parent terdekat, meninggalkan sejenak kesempatan bermain di playground, ikut choir atau main chess untuk sholat dhuhur berjamaah. Subhanallah, anak-anak itu menjadi begitu menginspirasi, kami para parents jadi malu sendiri saat kesibukan bekerja atau menulis tesis membuat kami kadang melalaikan sholat.

Mohon doanya, supaya kami tetap istiqomah dalam perjuangan ini. Supaya perjuangan ini tersimpan dalam memori anak- anak kami sampai dewasa, untuk selalu menegakkan sholat kemanapun mereka nanti berpetualang


Melbourne, 07/05.2012, waktunya membangkitkan semangat mengemban amanah