Gambar diambil dari sini |
Film ini bisa menunjukkan realitas kehidupan di Indonesia, terutama untuk anak-anak saya, yang 3 tahun ini tinggal jauh dari kampung halaman.
Kisah si emak yang miskin bertetangga dengan juragan haji kaya raya mengingatkan sudahkah kita peduli dengan tetangga. Jangan-jangan kita enak-enak makan kenyang, sementara tetangga di sebelah kelaparan. Menyentuh sekali menyaksikan si emak yang notabene bukan orang berkecukupan memberi shodaqoh untuk anak tetangganya yang saking laparnya makan burung yang mati karena sakit. Sementara anak juragan haji ga mau makan ayam goreng dan minta pembantunya kasih ayam goreng itu ke kucing.
Jangan-jangan kita membelanjakan banyak uang untuk jalan-jalan atau naik haji/umroh berkali-kali sementara tetangga kita mengerang kesakitan karena tak ada biaya berobat.
Jangan-jangan tak terbersit dalam hati kita kerinduan pada baitullah. Karena cita-cita untuk haji sekedar memenuhi nafsu dunia saja. Indahnya kata-kata emak saat gagal naik haji dari hadiah undian. "Walaupun jasadku tak mampu menyeberangi samudra luas untuk mengunjungi Baitullah, aku yakin Allah tahu hatiku sudah ada di sana sejak dulu."
Shofiya sampai menangis terisak2 saat kejadian ini.
Subhanallah, so inspiring. A must to see film
No comments:
Post a Comment