Buku yang saya pinjam dari Coburg Library
ini ditulis seorang wanita Yahudi, Susan Nathan, menceritakan pengalamannya tinggal di Tamra,
Israel. Susan, 50 tahun, meninggalkan rumah, keluarga dan pekerjaannya sebagai
konselor AIDS di London untuk menjadi warga negara Israel. Sebagai seorang
Yahudi, Susan mendapatkan kemudahan untuk menjadi WN Israel, tanpa biaya visa,
tanpa tes, penerbangan kelas satu dan training gratis sesampainya di Tel Aviv.
Gambar diambil dari sini |
Dia menerima tawaran kerja di Tamra, satu
wilayah yang dikenal sebagai pemukiman Arab. Orang Israel menyebut penduduk
asli Palestina sebagai Arab Israel untuk mengikis ikatan hubungan warga negara
Israel keturunan Palestina dengan asal usulnya. Hampir semua teman Yahudi Susan
menyesalkan keputusannya pindah ke Tamra dan menyatakan kekhawatiran mereka
akan keselamatan Susan sebagai satu-satunya Yahudi di perkampungan Arab.
Hampir tidak ada petunjuk jalan menuju
Tamra, kota yang terlihat kumuh jika dibandingkan kota-kota lain di Israel.
Interaksinya yang cukup dekat dengan keluarga barunya di Tamra membuka
kesadaran Susan tentang fakta diskriminasi di Israel mirip dengan yang pernah
dilihatnya di Afrika Selatan, tempat lahirnya dan cerita ayahnya tentang
penindasan Yahudi oleh Nazi.
Di buku ini Susan menjelaskan berdirinya
negara Israel di tahun 1948 di atas tanah Palestina. Tentara Israel mengusir
penduduk Palestina dari rumah-rumah mereka dan mengakuisi kepemilikan atas
tanah, kebun bahkan tabungan di bank. Kemudian didatangkanlah orang-orang
Yahudi dari seluruh penjuru dunia untuk menempati rumah-rumah itu.
No comments:
Post a Comment