Wednesday, 8 February 2012

Saat menyapih jadi cerita

Mendengar cerita seorang teman saat memasuki masa menyapih balita-nya yang menginjak usia 2 tahun, saya jadi teringat cerita yang sama pernah saya hadapi dengan Qoni dan Shofi.

Qoni, saat ini 9 tahun, mulai saya ajak ngobrol untuk berhenti minum ASI saat berusia 2 tahun kurang 2 bulan. Beberapa kali saya katakan bahwa dia sudah besar, ga perlu minum ASI lagi. Saat siang hari, cukup mudah buat dia lepas dari ASI karena dia mulai sibuk main. Tapi saat malam, ritual bersama ASI adalah pengantar tidurnya. Saya tidak ingin menjadikan masa menyapih ini sebagai pengalaman buruk buat Qoni, penuh kebohongan, termasuk juga tradisi suwuk yang masih banyak dipakai ibu-ibu tetangga saya. Jadi, saya usahakan mengalihkan minum ASI dengan hal lain sebelum tidurnya. Setelah doa, saya siapkan untuknya 1-2 buku untuk dibaca. Alhamdulillah, dia enjoy dengan aktivitas membaca ini, dan sukses lah ikhtiar saya menyapih Qoni. Tanpa kekerasan, cukup dialog saja :)

Shofi, anak kedua yang lahir hampir setahun setelah masa menyusui Qoni berakhir, punya cerita berbeda. Berbekal pengalaman kesuksesan dengan kakaknya, saya coba juga membacakan buku untuknya. Ah, tapi anak ini memang berbeda. Shofi punya bonding yang lebih kuat dengan saya dibanding Qoni. Dikit-dikit ummindah, aci..... Semalam aja saya tinggal workshop di Ungaran, tangisnya membuat seisi rumah tidak tidur. Saat sudah ngantuk berat, satu buku dibacakan dia langsung terlelap. Tapi tak lama kemudian, tidurnya jadi gelisah. Mencari-cari tubuh saya untuk minta dikeloni, kemudian nangis, ummi aci... Yah, akhirnya saya menyerah memberikannya ASI juga, daripada ga bisa tidur karena dengar suara tangisnya. Parahnya, idealisme untuk tidak berbohong saat menyapih ini harus luntur karena saya ga tahan untuk segera menuntaskan program menyapih. Setelah 2 minggu berusaha dengan cara membaca ga berhasil, odol menjadi solusi. Dua kali saya oleskan odel di puting, dan Shofi langsung ga mau ASI lagi. Aci udes katanya......

Insha Allah, kalo diparingi lagi amanah menyusui, mau berusaha lebih baik. Harus siapkan banyak alternatif saat menyapih tiba. No more odol.......


No comments:

Post a Comment