Mendekati umur 2 tahun, setiap malam Ummi memberikan 'doktrin' untuk mas Cilik. "Adik berhenti mimik ASI umur berapa?" Walaupun belum terlalu jelas dia akan menjawab "Dua". Selanjutnya Ummi ajak Adik berdoa, "Ya Allah, mudahkanlah Adik mimik ASI pas umur.....?" Mas Cilik njawab sambil tetap mengulum. "Nanti kalo sudah 2 tahun adik mimik susunya pake gelas dan sedotan ya." Dan dialog ini diulang-ulang setiap kali adik mimik ASI. Mirip seperti saat Kakak besar mau disapih dulu, bedanya kali ini menambahkan do'a dalam setiap 'doktrin'. Melibatkan Allah untuk membantu proses ini.
Saat akhirnya berumur 2 tahun, Ummi bilang kalo saat ini Adik sudah dua tahun, jadi ga mimik ASI lagi. Di siang hari, proses ini gampang sekali, dia langsung berhenti untuk selanjutnya minta susu uwas alias susu gelas. Tapi kalo malam hari, si Adik rewel, bisa nangis semalaman kalo ga dapat ASI-nya. Pagi hari si Eyang nanya kenapa Ummi ga konsisten, siang ga ngasih ASI, malam masih kasih ASI. Karena menurut Ummi, mas Cilik perlu disapih dengan bertahap. Eyang sepertinya ga yakin Ummi bener-bener serius menyapih. "Nyapih kok gur ngandani koyo ngono. Apa bocahe mudeng."
Kadang di waktu malam saat mas Cilik minta ASI, Abi akan ambil air putih atau susu gelas dan menawarkan untuk minum sebagai alternatif ASI. Tapi mas Cilik tetap nangis. Kadang kami biarin aja dia nangis, yang membuat kami berdua terjaga semalaman menunggu sampai dia selesai nangis. Biasanya cuma bertahan 30 menit sampai maksimal 1 jam. Setelah capek, dia akan tidur. dan TANPA ASI. Hehe, kejam juga nih simboknya. Namun bangun tidur, si Abi akan nawarin susu uwas ke mas Cilik, lengkap dengan sedotan dan disambut dengan antusias. Kurang dari 1 minggu, alhamdulillah proses menyapih ini selesai.
Saya pun amaze, cepet sekali mau berhenti ASI. Tapi, apa sih yang sulit dengan pertolongan Allah.
Dan kami tidak kecewa, menyapih kali ini dengan doa. Tidak cukup dengan weaning with love, kami menambahkannya menjadi weaning with doa.......
No comments:
Post a Comment