Thursday, 23 February 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Learning How to Learn

Desain pembelajaran 

Pekan ini, yang dibuat desain pembelajaran pribadi dulu. Sambil memikirkan untuk anak-anak

Oke, kita meniru langkah pengembangan kurikulumnya PTM saja

1. Profil lulusan
- Ibu profesional dengan fokus pada pendidikan anak

2. Capaian pembelajaran
- Mampu mendampingi anak mencari misi hidupnya
- Mampu memimbing anak untuk mengenal tujuan hidupnya di dunia
- Mampu mencontohkan sikap dan gaya hidup yang sesuai dengan Quran dan sunnah

3. Keterampilan umum
- Hafal juz 29 & 30, dengan artinya
- Memahami beberapa kosakata bahasa Arab yang biasa dipakai dalam Quran
- Memahami tafsir dan azbabun nuzul paling tidak 50 ayat dalam Quran
- Hapal paling tidak 50 hadits shahih (ref: 99 pesan nabi)
- Mampu menceritakan kembali siroh nabi
- Mampu menceritakan kembali cerita sahabat
4. Keterampilan khusus
- Memahami tahapan perkembangan anak
- Menerapkan fitrah based education dalam mendampingi kegiatan belajar anak
- Mengimplementasikan best practice dalam mendidik anak sesuai fitrah (ref: Kiki Barkiah, Septi Peni, Harry Santosa, Adriano Rusfi, Abah Ihsan, Elly Risman, dll)
- Memiliki referensi yang memadai dalam proses pendidikan anak
5. Kurikulum/mata kuliah
- Tahapan perkembangan anak & indikator minimal di tiap tahap
- Fitrah based education
- Siroh Nabi
- Cerita sahabat
- Cerita inspiratif
- Tafsir Quran
- Hadits Nawawi
6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Seharusnya spesifik untuk tiap mata kuliah, terdiri dari tujuan, media dan metode pembelajaran serta uraian kegiatan pembelajaran

(1) Fitrah based education
Membaca buku tentang FBE, membaca dengan seksama posting beberapa best practice ttg FBE & Parenting, membuat catatan pribadi sebagai sarana pengingat
(2) Siroh Nabi & cerita sahabat
Tiap Jumat pagi mengalokasikan waktu sehabis subuh untuk melihat you tube ust salim A Fillah di majelis jejak nabi
(3) Cerita inspiratif
Membaca dengan seksama kisah-kisah di islampos kemudian membuat catatan untuk selanjutnya diteruskan kepada anak-anak saat story time
(4) Tafsir Quran
Tiap hari senin sd kamis sesudah subuh mengajak anak-anak untuk melihat channel Free Quranic Education di Youtube, kemudian membuat catatan penting tiap rabu pagi
(5) Hadits Nawawi
Membaca 1 hadits nawawi tiap ahad malam, mengulang-ulang membaca Komik 99 Pesan Nabi, membuat catatan sebagai pengingat


Lumayan keren nih, tapi yang penting be consistent, just do it



Coburg Lake, Spring 2011

Thursday, 16 February 2017

Belajar Menjadi Ibu Profesional - Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

Materi pekan ini makin keren....

Bagaimana mengoptimalkan potensi fitrah selama proses pendidikan anak dengan panduan Quran dan Sunnah. Penting untuk mencatat: fokus pada untuk apa anak-anak mempelajari sesuatu hal, bukan sekedar materi apa yang harus dipelajari anak-anak. Tugas orang tua adalah membimbing anak-anak menemukan misi spesifik hidupnya selama proses perkembangan fitrahnya.

a. Review Jurusan Ilmu di Universitas Kehidupan
Masih tetap konsisten menimba ilmu tentang Quran, Hadits dan Shiroh sebagai bekal menggandeng tangan anak-anak menuju surga

b. Review checklist harian
Lebih detail:
- Mendoakan anak-anak, suami dan ortu, terutama saat sholat Tahajud
- Murojaah ba'da Subuh
- Tilawah antara Magrib & Isya
- Mendengarkan lecture Nouman Ali ba'da Murojaah subuh dan menuliskan resumenya at least 2x sepekan
- Menuliskan lesson plan untuk belajar adik di TAUD tiap Senin pagi
- Menceritakan lima cerita per bulan untuk oleh-oleh mbak Qoni
- Story time untuk Shofiya dan Zaki antara Magrib & Isya
- Men-trigger ide Shofiya tiap Ahad pagi

c. Menetapkan peran hidup
- Misi besar: Menjadi manfaat untuk dunia sebagai amal kebaikan di akhirat
- Misi detail: Menggerakan potensi diri, anak-anak & suami untuk fokus pada pengajaran Quran sebagai cahaya hidup bagi lingkungan sekitar
- Peran: Pengelola TAUD Saqu Wonogiri

d. Ilmu penunjang
- Tahapan perkembangan fitrah anak
- Tahsin
- Tafsir
- Hadits & Siroh

e. Milestone
Sebagai dosen, milestone sudah didefinisikan pada research roadmap. Sekarang fokus pada penggunaan komposit bambu untuk energi terbarukan. Bagaimana menyebarkan teknologi ini seluas-luasnya. Harus bisa manage waktu untuk tetap fokus juga di TAUD, demi anak-anak, anak-anakku dan anak-anak bangsaku.


Nah, sekarang waktunya untuk konsisten, lakukan, lakukan, lakukan.........

Semoga catatan ini menjadi pengingat buat ibu yang menjejak di dua dunia, dan berharap suatu saat tidak ada lagi pemisah antar dua dunia ini.......






Friday, 10 February 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Masya Allah, materi pekan ini keren banget. Harus menyiapkan diri menyemai semua potensi untuk bisa berkontribusi, menebar manfaat di muka bumi, menjadi amal kebaikan kelak di akhirat nanti


SURAT CINTA UNTUK SUAMI

https://www.facebook.com/notes/indah-widiastuti/surat-cinta-untuk-suamiku/10155116666384040


Empat belas tahun sudah berlalu sejak pertama keluarga ini dimulai, semoga belum terlambat untuk berbenah diri.

POTENSI ANAK-ANAK

Mbak Qoni hadir pertama kali dengan sifatnya yang keras, saat ilmu masih sangat terbatas. Telah mengalami sekian kali pindah rumah dan sekolah, dari wonogiri sampai jogja, dari sukoharjo sampai Melbourne, menempanya menjadi anak yang sangat adaptif. Disukai banyak orang, charming, tidak sulit untuk punya teman di lingkungan yang baru ditemuinya. Crafty, gerakan tangannya telah menghadirkan banyak karya, menghiasi kamarnya yang sekarang sunyi.

Mbak Shofy mengisi hari, dengan kelembutan hatinya yang selalu menyentuh. Caring, penyayang, namun teguh pendirian. Tidak mudah buatnya untuk memulai pertemanan, tapi kesetiannya kemudian tidak perlu diragukan. Hari-harinya tidak pernah lepas dari bacaan, itulah mungkin alasan tidak sulit buatnya untuk menuangkan imajinasi, ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Kreativitasnya muncul dalam karya-karya yang kadang bertebaran di seantero rumah

Adik Zaky datang, di tengah kumpulan orang-orang yang penuh inspirasi. Lelaki kecil ini mulai menunjukkan kecerdasannya dengan perilaku dan bicaranya. Selalu bergerak, lompat, berlari dalam berbagai posisi. Tidak bisa diam, namun betah berlama-lama menekuni bacaannya. Seperti kedua kakaknya, anak ini juga tergila-gila dengan cerita.


POTENSI DIRI DAN KELUARGA

Religius akademika, mungkin menjadi brand tepat yang mewakili keluarga ini. Buku, jurnal dan proposal menjadi santapan sehari-hari.

Ternyata lebih sulit mengenali potensi diri daripada potensi anak-anak. Oke coba lihat aktivitas terdekat, karakter negosiator sepertinya cukup tepat. Saya mampu menjalin komunikasi dengan banyak pihak dengan cukup smooth. Mungkin itu alasan jadi mudah membuat network. Dengan suami yang suka punya ide aneh-aneh, diskusi kami jadi seru. Punya mimpi-mimpi yang terus kami bicarakan, termasuk di depan anak-anak, Sepertinya kami visioner, selalu berusaha mencari celah di mana kami bisa berkontribusi. Walaupun belum pernah menjadi pemimpin formal, sepertinya kami berdua sering dapat amanah mengkoordinasikan suatu aktivitas. Yah, terbatas di kegiatan pengajian, TPA, kegiatan tertentu di kampus, tapi kepemimpinan dicatat saja sebagai potensi.

Visi untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban yang membuat kami memutuskan untuk memasukkan masjid sebagai materi dalam kurikulum pendidikan untuk anak-anak.


LINGKUNGAN

Suatu hal yang harus selalu disyukuri adalah kesempatan belajar di suatu lingkungan yang telah banyak merubah cara pandang hidup kami. Hidayah untuk menjadi muslim yang lebih baik kami dapatkan di lingkungan tersebut. Tidak mudah saat harus kembali ke dunia nyata, ke lingkungan yang seharusnya menjadi arena menerapkan hasil belajar selama 4,5 tahun.
Pulang kembali ke Indonesia adalah kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan angan-angan. Sedikit demi sedikit berusaha berkontribusi. Alhamdulillah, satu-satu dipertemukan dengan mereka yang punya mimpi yang sama. Di masjid, di kampus, di desa-desa, di sekolah mbak Shofi dan beberapa komunitas yang menguatkan dan menginspirasi.

Semoga Allah memampukan keluarga ini menjadi salah satu titik kecil yang berkontribusi membangun peradaban yang lebih baik. Semoga dikuatkan untuk istiqomah menebar manfaat dan kebaikan untuk umat. Semoga dimudahkan meniti jalan bersama menuju pintu surga


Friday, 3 February 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Indikator Profesionalisme

Alhamdulillah, pekan pertama belajar sudah terlewati. Pekan ini dibahas mengenai profesionalisme. Untuk mengerjakan PR ini, sesuai perintah, peserta diminta meminta pendapat responden, yaitu anak dan suami.

Setelah sholat subuh, ummi nanya mbak Shofi apa yang dia expect dari ummi, apa yang bikin dia hepi. Jawabnya: kalo ummi let me beli buku sebanyak-banyaknya di GrXXedXX.
Trus nanya abi, jawabnya, kalo ummi initiate.....Wkwk, ga pengen ummi prepare kopi pagi-pagi? Ga pengen ummi siapin camilan pagi? Kata abi, ah kayak baru nikah setahun, mi.......

Oke, jadi indikator diidentifikasi berdasarkan intuisi ummi aja deh

1) Sebagai individu
     Memiliki harapan besar bertemu anak-anak dan suami di surga, tentu harus persiapan banyak sebagai individu. Yang tertulis di sini adalah aktivitas yang sudah dilaksanakan tapi belum istiqomah dan yang pengen dilakukan
- Tahajud dulu sebelum bekerja, bukannya kerja dulu trus tahajudnya mepet-mepet subuh
- Tilawah between magrib & isya at least 5 lembar, biar anak-anak juga bisa melihat gimana interaksi umminya dengan Quran
- Murojaah hapalan sesudah subuh at least 30 menit, 15 menit berikutnya nonton ustad nouman
- Belanjain makanan kesukaan eyang (jadi anak sholihah)

2) Sebagai ibu
- Mengurangi pegang hape di depan anak-anak, istiqomah no hape between magrib sampai isya
- Membaca at least 1 referensi sehari untuk bahan cerita ke anak-anak
- Story time after magrib
- Murojaah with kakak tengah after subuh
- Murojaah with adik at least once a day, ga bisa disebutkan waktunya karena bisa sambil sepedaan, perang-perangan, naik mobil
- Peluk kakak-kakak besar
- Buat daftar cerita untuk kakak besar at least 5 cerita tiap bulan

3) Sebagai istri
- Initiate first
- Belanjain sayur buat mbah tiap sabtu pagi (jadi menantu yang baik)
- Cukup ya bi...... Kalo ga ada makanan buat sahur, abi kan bisa nyeplok telur sendiri :) Kopi sdh bikin sendiri tiap hari, baju ada yang nyuciin


Sementara ini dulu deh, mestinya ada juga yang berkontribusi untuk community, tapi disimpen dulu deh.

Semoga dimampukan menjalankan peran sebagai istri, ibu, anak dan individu yang bisa bermanfaat untuk umat dan kemanfaatannya menjadi pemberat amal di akhirat