Masya Allah, materi pekan ini keren banget. Harus menyiapkan diri menyemai semua potensi untuk bisa berkontribusi, menebar manfaat di muka bumi, menjadi amal kebaikan kelak di akhirat nanti
SURAT CINTA UNTUK SUAMI
https://www.facebook.com/notes/indah-widiastuti/surat-cinta-untuk-suamiku/10155116666384040
Empat belas tahun sudah berlalu sejak pertama keluarga ini dimulai, semoga belum terlambat untuk berbenah diri.
POTENSI ANAK-ANAK
Mbak Qoni hadir pertama kali dengan sifatnya yang keras, saat ilmu masih sangat terbatas. Telah mengalami sekian kali pindah rumah dan sekolah, dari wonogiri sampai jogja, dari sukoharjo sampai Melbourne, menempanya menjadi anak yang sangat adaptif. Disukai banyak orang, charming, tidak sulit untuk punya teman di lingkungan yang baru ditemuinya. Crafty, gerakan tangannya telah menghadirkan banyak karya, menghiasi kamarnya yang sekarang sunyi.
Mbak Shofy mengisi hari, dengan kelembutan hatinya yang selalu menyentuh. Caring, penyayang, namun teguh pendirian. Tidak mudah buatnya untuk memulai pertemanan, tapi kesetiannya kemudian tidak perlu diragukan. Hari-harinya tidak pernah lepas dari bacaan, itulah mungkin alasan tidak sulit buatnya untuk menuangkan imajinasi, ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Kreativitasnya muncul dalam karya-karya yang kadang bertebaran di seantero rumah
Adik Zaky datang, di tengah kumpulan orang-orang yang penuh inspirasi. Lelaki kecil ini mulai menunjukkan kecerdasannya dengan perilaku dan bicaranya. Selalu bergerak, lompat, berlari dalam berbagai posisi. Tidak bisa diam, namun betah berlama-lama menekuni bacaannya. Seperti kedua kakaknya, anak ini juga tergila-gila dengan cerita.
POTENSI DIRI DAN KELUARGA
Religius akademika, mungkin menjadi brand tepat yang mewakili keluarga ini. Buku, jurnal dan proposal menjadi santapan sehari-hari.
Ternyata lebih sulit mengenali potensi diri daripada potensi anak-anak. Oke coba lihat aktivitas terdekat, karakter negosiator sepertinya cukup tepat. Saya mampu menjalin komunikasi dengan banyak pihak dengan cukup smooth. Mungkin itu alasan jadi mudah membuat network. Dengan suami yang suka punya ide aneh-aneh, diskusi kami jadi seru. Punya mimpi-mimpi yang terus kami bicarakan, termasuk di depan anak-anak, Sepertinya kami visioner, selalu berusaha mencari celah di mana kami bisa berkontribusi. Walaupun belum pernah menjadi pemimpin formal, sepertinya kami berdua sering dapat amanah mengkoordinasikan suatu aktivitas. Yah, terbatas di kegiatan pengajian, TPA, kegiatan tertentu di kampus, tapi kepemimpinan dicatat saja sebagai potensi.
Visi untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban yang membuat kami memutuskan untuk memasukkan masjid sebagai materi dalam kurikulum pendidikan untuk anak-anak.
LINGKUNGAN
Suatu hal yang harus selalu disyukuri adalah kesempatan belajar di suatu lingkungan yang telah banyak merubah cara pandang hidup kami. Hidayah untuk menjadi muslim yang lebih baik kami dapatkan di lingkungan tersebut. Tidak mudah saat harus kembali ke dunia nyata, ke lingkungan yang seharusnya menjadi arena menerapkan hasil belajar selama 4,5 tahun.
Pulang kembali ke Indonesia adalah kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan angan-angan. Sedikit demi sedikit berusaha berkontribusi. Alhamdulillah, satu-satu dipertemukan dengan mereka yang punya mimpi yang sama. Di masjid, di kampus, di desa-desa, di sekolah mbak Shofi dan beberapa komunitas yang menguatkan dan menginspirasi.
Semoga Allah memampukan keluarga ini menjadi salah satu titik kecil yang berkontribusi membangun peradaban yang lebih baik. Semoga dikuatkan untuk istiqomah menebar manfaat dan kebaikan untuk umat. Semoga dimudahkan meniti jalan bersama menuju pintu surga
No comments:
Post a Comment