Monday, 18 December 2017

Emak, video dan anak perempuannya

"They paid me too much", kata si anak perempuan saat membuka amplop yang diterimanya selepas menyelesaikan pekerjaan melakukan dokumentasi seminar parenting malam itu. "Wah, itu artinya video-nya harus lebih profesional tuh, nduk, "kata Emak, "tapi kita kerjakan besok aja, sekarang tidur, sudah malam."

Sabtu paginya, si anak perempuan terlihat sudah memangku laptop merah. Emak ngintip, "lo, katanya mau mulai edit video, kok malah gugling?" Emak mulai bicara panjang lebar soal amanah, kepercayaan dan lain-lain. "Aku sedang nyari software editingnya," jawab si anak perempuan. 

Sabtu siang menjelang sore, Emak baru pulang dari jenguk tetangga di Solo dan mendapati laptop merah masih di pangkuan. "Gimana progressnya?", tanya Emak yang tampak lega melihat si anak perempuan masih klik klik pada rekaman video seminar. Si Emak yang seumur hidup belum pernah edit video, sempat mengkritik cara pengambilan gambar yang diambil dari bawah. Aha, si Emak lupa, anak perempuannya juga baru pertama kali itu nge-shoot sebuah event. 

Ahad pagi, si anak perempuan masih sibuk dengan laptop merahnya. Emak sibuk mondar mandir dari dapur ke kasur. Biasa, klo Ahad, rasanya kepala lengket terus dengan bantal. Sampai Ahad malam, laptop merah belum lepas dari pangkuan si anak perempuan. Sebelum tidur, emak menanyakan lagi progress kerjaannya. "I m still working on it, tapi karena besok UAS aku mau belajar ngerjakan soal dulu." Oke, Emak pun menyetujui si anak perempuan fokus UAS dulu pekan ini.

Sepekan berlalu, tak terasa kembali berjumpa dengan hari Sabtu, dan Emak mulai panik saat si anak perempuan malah asyik membaca. "Tinggal convert ke movie, " kata si anak perempuan. Emak kemudian ambil kursi dan duduk disampingnya. "Ini mestinya ada subtitle yang meng-highlight ceramah narsumnya, sini Emak bantuin dengerin." Maka sabtu siang itu Emak dan anak perempuannya bekerja sama menuliskan subtitle sepanjang video berdurasi lebih dari 60' itu. Saat petang menjelang, "Karena sudah selesai, aku boleh membaca ya?", tanya si anak perempuan. "Besok aku lanjutkan lagi untuk convert ke movie."

Ahad pagi lagi, si anak perempuan sudah mulai bekerja sesuai janjinya. Emak siap-siap ke acara walimah. Sampai di rumah Emak ngintip ke laptop merah, si anak perempuan menunggu convert sambil membaca kisah anak koas di webtoon. Butuh waktu berjam-jam rupanya. Ahad sore, proses convert selesai. Tapiiii, kenapa ada watermark-nya? 

Si Bapak mulai turun tangan, bertanya ke si anak perempuan kenapa dipilih software gratisan, bukan software yang sudah ter-install di laptop merah. "Aku baca testimoni, klo software ini paling keren utk edit movie. Nanti belikan full versionnya ya, $53." 

Si Bapak kemudian menyarankan si anak perempuan untuk mengulang proses editing dengan software yang sudah ada. Beliau berjanji membantu setelah file video-nya di-attach. "Oke, hari Senin aku mau kerjain, jadi aku ga sekolah dulu."

Senin sore, emak dan bapak pulang kerja mendapati si anak perempuan nonton si kuda poni di RTV. "Aku sudah selesai," lapornya. Emak ngecek file movie, "la kok masih ada watermark-nya? Mana yg di software WMM?" Ternyata si anak perempuan sibuk mempercantik videonya di software trial. "Software ini lebih bagus daripada WMM, tuh bisa bikin opening & closing yang keren."

Selasa pagi menyapa, dan Emak masih harus berusaha meminta anak perempuannya menghasilkan video tanpa watermark.

Pabelan, 19 Desember 2017
Catatan Emak yang sedang mempersiapkan anak perempuannya memilih suatu peran istimewa di masa depan

Tuesday, 18 July 2017

Kemandirian untuk si kakak kecil

Kemandirian untuk si kakak kecil

"Jam 6......waktunya keluar kamar"

Seruan pagi itu selalu terdengar untuk mengakhiri aktivitas ba'da subuh dan selanjutnya memulai aktivitas lain mengurus rumah. Kakak kecil punya tanggung jawab menata gelas piring dari tempat tirisan di dekat sink.

Kali ini ummi 'memperluas' wilayah belajar si kakak dengan mengajaknya menyapu halaman depan. Satu dua hari ummi temani si kakak menyapu, sambil menunjukkan hal-hal seru di halaman. "Ada rumah undur-undur. Ayo kita cari di mana undur-undurnya."
Lain waktu kami menemukan dua telur kecil, seperti telur cecak tapi lebih besar, seperti telur burung tapi lebih kecil. "Jangan-jangan ini telur kadal ya? Kadal bertelur ga sih?"

Cukup seilat istilahnya kalo kata Eyang, tapi lumayanlah untuk mulai mengenalkan ada jenis pekerjaan lain di rumah

Monday, 17 July 2017

Konsistensi kemandirian

Kebiasaan yang perlu konsistensi

"Kalo sudah selesai, gelasnya taruh di mana Dik?", tanya saya setiap kali dia selesai minum susu. Kadang kaki kecilnya langsung melangkah ke tempat cucian, tapi tidak jarang gelas itu hanya terpuruk di ujung kakinya.

Perlu aksi khusus untuk membuatnya bangkit.
"Ayo naik, kuda akan mengantar ke tempat cucian."
"Ummi bawa sendoknya, adik bawa gelasnya."

Alhamdulillah, setelah lebih dari setahun, kebiasaan ini cukup konsisten dilakukan. Tapi yah, belum tahu juga apakah tetap berlaku saat adik bersama Mbak

Sunday, 16 July 2017

Kemandirian untuk si balita

Kemandirian untuk si balita

Zaki, 3 tahun 4 bulan, sedang belajar mempersiapkan kemandiriannya. Target pekan ini dia konsisten membuat susu sendiri. Mulai berlatih sejak beberapa bulan yang lalu, terlihat perubahan kemampuan motoriknya.

Di usia 2.5 tahun, jemarinya belum mampu secara sempurna memegang sendok. Pasti ada saja susu yang tidak mendarat sempurna di gelasnya. Masya allah, hampir setahun berlalu, kini tangannya sangat terampil memasukkan susu bubuk.

Thursday, 13 July 2017

Permohonan maaf

Permohonan maaf

Setelah sehari berlalu baru ummi sadar kesalahan ummi kemarin. Oke dear, ummi minta maaf ya.

Ummi salah, memintamu untuk menata piring gelas dengan cara komunikasi yang tidak produktif. Berbicara sambil mencuci piring saat kamu di kamar tentu sangat tidak sopan ya. Ummi yang sedang mengajarkanmu kemandirian terkait tanggung jawab pagi, sudah melupakan satu pelajaran penting cara berkomunikasi.

Dan saat kamu meminta ummi menyampaikan maaf ummi menolak karena tidak merasa bersalah. What a bad mum

Please forgive ummi ya Nak

Monday, 19 June 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #10

Kakaaaaaak...... banguuun, " teriak ummi dari dapur berkali kali.

Beberapa saat kemudian kakak kecil keluar dari kamar sambil ngomel, "kok ummi teriak-teriak sih?"

Beberapa saat kakak & ummi saling menyalahkan, bikin ummi jadi naik darah. Tapi kemudian, ummi melangkah keluar dari dapur untuk menyelesaikan cucian baju. Sambil mencuci, ummi jadi menyesali komunikasi tidak produktif pagi ini. Dimulai dari kekesalan ummi tidak berhasil ngeprint, kemudian cucian piring yang menggunung dan kakak-kakak yang tidak segera bangun. Setelah kondisi hati stabil, ummi dekati anak-anak dan berkata, "Maaf ya nduk, I cant help myself kalo kalian bangun siang. Ummi ga suka ada yang tidur lagi habis subuh."

Kakak kecil tertunduk, "Maafkan aku juga, ummi. Would u pls wake me up?"

Ah, anak-anak ini belum bisa bangun tanpa intervensi ummi. Keep doa, berharap anak-anak segera mandiri. Sambil ummi berikhtiar dengan bersabar membangunkan mereka, sampai saatnya bisa bangun sendiri. Kalau ummi membiarkan mereka trus klo bangun diomelin, malah jadi emosi jiwa. Keep cool pls, mungkin ada yg fitrahnya blm terpenuhi dulu. Keep sabar, demi masa depan yg lbh  cerah utk anak-anak




Monday, 12 June 2017

Bundsay: Komunikasi Produktif #9

"Kakak...... kok tidur lagi sih"

.......2 jam kemudian.................

"Kakaaaaaak, get up plisssssss!!"

---Dan mengalirlah panjang pendek nasihat ummi, yang cuma ditanggapi dengan tatapan mata ngantuk


Ummi stress, emosi makin meningkat.......dan istighfar, kemudian bertekad mengubah strategi.


"Setuju ga kalo jualan kue, ga usah jauh-jauh, jual aja ke mbah dan eyang. Ummi pesen 4 toples deh."
....mulai matanya berbinar............
"Gimana kalo dikasih label Conni'es Cooqee? Coba buat deh desaininnya pake laptop HP."
...langsung beranjak ambil catatan dan mulai menggoreskan desain huruf menyusun label yang akan dibuat di komputer......

Seharian itu, kakak besar tak terlihat melungker lagi di kamar. Pagi hari, dia mulai ngotak atik Photoshop dan menunjukkan hasil karyanya. Siang hari. dicatatnya resep beberapa kue dengan rapi.


Dan Alhamdulillah, kemarin sore dia tunjukkan her very own sagu keju. Sama sekali tanpa intervensi ummi......

"Masya Allah, ummi really proud of you. Be productive, dear. Find your passion and contribute."

......alhamdulillah, begitu caranya berkomunikasi dengan gadis 14 tahunku...............




Wednesday, 7 June 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #8

#8 Komprod

Cucian piring menggunung. Alhamdulillah, kakak kecil mau membantu.
Tinggal menyisakan beberapa sendok, kakak besar menghampiri dan bertanya, "Ummi perlu bantuan? Mbantu apa?"
Karena menahan marah ummi cuma menjawab pendek, "terserah."
"Ya udah ummi ga perlu bantuan, " kata kakak besar sambil melenggang meninggalkan arena.

Tak lama ummi kerjakan cucian baju.
"Ummi, aku bantu ya"
Jawaban ummi jauh dari klasifikasi produktif
"Ya sini mendekat, ummi ga butuh bantuan kata-kata. Kalau mau bantu ya cepat lakukan ga usah banyak omong."
Sampai si Abi datang, "Ummi, plis, hargai niat baiknya."

Kata-kata ummi sih sudah tidak terdengar tinggi, namun masih saja masih memilih yang membuat sakit hati.

BunSay: Komunikasi Produktif #7

#7Komprod

"Bangun nak, baca Quran. Sudah juz berapa hari ini ?"
"Perasaan ummi tanya pekan kemarin di Juz 4 juga. Selama ini ga baca Qur'an?"
"Oke lima menit lagi ummi bangunin,"
"Kakak, sudah lima menit. Melek, trus duduk. Jauhkan perutmu dari kasur."
Dan sepagian ini, serangkaian nasihat meluncur deras sampai berakhir pada jawaban yang meruntuhkan pertahanan emosi ummi.
"Iya ummi, aku tahu,  ga usah diulang-ulang terus."
Dan ummi berupaya menahan diri, beristighfar, membaca doa nabi Ibrahim robli habli minash sholihiin. Mengalihkan marah dan sedih sambil membaca Qur'an. Sesekali tersendat jika teringat, menahan air mata yang akan runtuh. Mencoba menenangkan diri dengan mengingat cerita-cerita orang tua hebat yang tak putus berdoa sampai hidayah untuk anak mereka menyapa.


Kenapa tinggal di pondok tidak membuatmu dekat dengan Qur'an. Kenapa hatimu bisa membatu seperti ini, nak.
Ah cukup ummi, just keep your doa

Tuesday, 6 June 2017

BundSay: Komunikasi Produkti #6

"Kasih tahu Ummi, mau bikin apa?"
"Ya sesuatu itu apa?"


.....Ga produktif blas, Ummi sukanya maksa, harus sesuai keinginan Ummi. Dalam lima menit harus memutuskan mau bikin apa.
...Kalem, ummi.....



Monday, 5 June 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #5

Kemarin kami mendapatkan pertanyaan yang cukup mengguncang dari kakak besar. "Setelah lulus dari pondok, aku mau ngapain ya Mi?" Tumben, karena dia mulai memikirkan peran penting yang akan dipilihnya nanti. Beberapa kali kami mentok menyampaikan hal ini ke kakak besar. Walaupun secara prinsip dia memahami nilai yang kami doktrin sejak awal, memberi manfaat sebesar-besarnya, namun beberapa kali dia terlihat masih belum berniat menemukan secara spesifik apa yang dia inginkan

Kami ngobrol cukup serius akhirnya. Mencoba menarapkan lebih banyak mendengar daripada ceramah seperti biasa. "Aku ga jadi suka fotografi, sepertinya susah.Aku cooking aja ya, enak bisa langsung kuhabisin."

Baru kemudian saya cerita salah satu peran yang akan diambil di seorang peserta kuliah matrikulasi, tentang a vision beyond a choosen profesion. Menjadi chef yang akan mengurangi ketergantungan Indonesia akan terigu.

Cuma manggut-manggut saja dianya, sampai ummi nemu di buku coretannya "Who am I"

Anakku sedang mencari identitas dirinya. Ya Allah, mampukan kami mendampinginya, menggandeng tangannya, mendukungnya untuk menebar manfaat bagi dunia, menjadikannya jalan kemudahan menuju surga................

Sunday, 4 June 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #4



Alhamdulillah, tugas ini pas puasa. Dimudahkan menahan emosi selama latihan komunikasi

Hari ini ngurusin kegiatan di masjid, jadi agak lupa detil2 komunikasi dengan anak-anak. Tapi sepertinya kalo ga ada yang diinget, artine all good. Termasuk nego soal dicabutnya akses untuk kakak besar. Walaupun belio merengek sepanjang sholat tarawih kemarin, ummi tetap cool. 
K: Ummi, pls unblock
U : Ya
K : Bener lo, nanti Ummi bohong aja
U: Ya wis ga jadi
K : Ah Ummi gitu og
U: ....#cool



#level1
#day4
#tantangan 10 hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip

Saturday, 3 June 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #3

Hari ke-3


Terus terang, mulai kendur semangat untuk menerapkan satu ilmu penting yang rasanya tidak ummi pelajari sejak awal.

Oke, ayo tetap semangat. Semoga tulisan-tulisan ini menjadi pemacu untuk lebih istiqomah

Alhamdulillah, mulai merasakan manfaatnya menahan emosi selama proses komunikasi dengan anak-anak. Beberapa hal tercatat di hari ini:
1) Membangunkan kakak besar dan kakak kecil untuk sahur ternyata jadi lebih mudah jika dilakukan dengan lebih sabar, tanpa ancaman dan tanpa teriakan
2) Mengajak kakak kecil merapikan kamar dengan santai. Belum segera melaksanakan saat ummi minta bukan berarti dia tidak mau melakukannya. Ummi sabar dulu, tarik napas terus bilang oke, ummi yang rapikan, nanti coba kakak pilih mana baju yang ga kepake. Beberapa saat setelah ummi bongkar lemari, kakak kecil nyamperin dan mulai ikut melipat-lipat baju yang sebelumnya masuk lemari dalam keadaan asal masuk.
3) Menasehati kakak besar dengan lebih tenang akan membuat suasana lebih cair. Tidak bikin stress dan insya allah berakhir dengan baik. Ingat, tanpa emosi ya......


Semoga istiqomah...........

#level1
#day3
#tantangan 10 hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip

Friday, 2 June 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #2

Life without yelling is much more enjoyable

Sedang menikmati pagi yang bebas teriakan. Mencoba menerapkan tanpa emosi dg intonasi rendah saat menjumpai (lagi) buku-buku menyebar di lantai ruang tengah, juga di depan kamar mandi, di ruang makan, dan di kamar tidur.
Maka yang saya lakukan adalah mendekati kakak kecil dan bilang: Kak, rapikan buku di lantai. Alhamdulillah, cukup manjur. Blio langsung beranjak, mengambil buku yang berserakan dan meletakkan dengan rapi di rak. 
Biasanya, di mana ummi menemukan buku-buku berada maka dari situ juga ummi berseru, Kak, taruh bukunya di rak. Padahal entah di mana yg dipangggil. Akibatnya, beberapa kali berseru baru sosoknya muncul dan dengan innocent nya jawab: apa , Mi? Otomatis tensi ummi jadi naik dan keluarlah omelan panjang mewarnai pagi.

Let s be istiqomah, ummi. Seperti menanam, akan engkau temui hasilnya nanti. Bukan sekedar untuk hari ini, namun utk karakter mereka di masa depan 😊

#level1
#day2
#tantangan 10 hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip

Wednesday, 31 May 2017

BundSay: Komunikasi Produktif #1

Alhamdulillah, diparingi kesempatan praktek lagi hari ini dengan kehebohan di pagi hari.

Sebelum rutinitas pagi dimulai, anak-anak kruntelan di dekat pintu sambil bercanda. Dimulai dari saling ejek, tiba-tiba kakak besar menjambak rambut kakak kecil. Tentu saja yang dijambak langsung nangis. Ummi cuma bilang plis respect each other, seorang muslim tdk akan menganggu muslim lain dengan tangan dan mulutnya. Tiba-tiba kakak besar berdiri, dan berkata "yang ga boleh dengan tangan kan" sambil kakinya injak kaki adiknya yg sedang semendhe di pangkuan saya. Tak lama pintu kamar ditutup, "dhuer"
Ah, saya cuma bisa banyak2 berdoa, robbi habli minassholihin, berulang-ulang, kemudian menarik nafas panjang lalu beranjak menyelesaikan rutinitas pagi.
Setelah meyakinkan diri untuk mampu menahan diri tetap tenang, saya ke kamar & ngobrol dengan kakak besar. Saya coba terapkan poin mengendalikan emosi dengan intonasi rendah untuk berbicara dengan kakak besar. Saya bilang, ummi kasih kesempatan kakak untuk menurunkan marah dengan tetap fi kamar. Saya coba empati dengan mengatakan ummi tahu rasanya kalo lagi marah emang pengennya mukul dan rasanya puas kalo sdh mukul. Selanjutnya saya tinggalkan dia di kamar.
Satu jam berikutnya saya masuk dan menawarkan apakah dia mau membantu adiknya nguleni adonan pizza tapi dia jawab nggak.

Saat mencampur adonan, kakak besar datang & tanya-tanya. Tapi sepertinya si ummi yang temperamental ini masih belum bisa sepenuhnya mengendalikan emosi. Walaupun tidak ada suara keras, ummi hanya menanggapi pendek2 pertanyaan kakak besar. Cenderung nyuekin malah...... Belajar terus ummi, semoga masih diparingi kesempatan 😉

#level1
#day1
#tantangan 10 hari
#komunikasi produktif
#kuliahbunsayiip


Saturday, 1 April 2017

Matrikulasi Ibu Profesional - Wrap up Session

I may not be a perfect mother for my family
but I'm learning to be the good one

The one who holds all the family members taking the way to JANNAH



Thursday, 23 March 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Bunda sebagai Agen Perubahan

Alhamdulillah, akhirnya NHW terakhir untuk program matrikulasi IIP



Setelah tidak fokus di NHW sebelumnya, semoga yang ini bisa lebih realistis sehingga benar-benar terwujud

Dilatarbelakangi temuan bagaimana respon anak-anak saat belajar Quran, terlihat bahwa mereka lebih semangat ketika disampaikan dengan cerita, nonton illustrated Quran-nya NAK dan bikin video. Pembiasaan memang cukup manjur, tapi tanpa kesadaran saya juga khawatir kalau nanti Quran hanya di bibir saja, naudzubillah. Di TAUD juga gitu, mereka sangat senang mendengarkan cerita-cerita Quran atau komik-komik tentang Sunnah. Secara fitrah, anak-anak suka bermain dan cerita. Jadi, alangkah menyenangkannya kalau TPA tidak hanya diisi dengan Iqro dan Iqro tapi juga ada aktivitas lain yang menjadikan value Quran masuk ke dalam hati dan diamalkan sungguh-sungguh. Illustrated Quran-nya NAK juga keren banget, jadi mudeng makna suatu ayat saat diilustrasikan dalam bentuk animasi yang menarik.

Untuk itulah, saya dan keluarga ingin memanfaatkan potensi, minat dan kelebihan yang dimiliki untuk berkontribusi dalam pengajaran Quran berbasis fitrah. Ya kalo anak-anak, disampaikan dengan cara anak-anak. Selain lewat TAUD, juga lewat TPA, seperti yang dulu pernah kami lakukan saat camping Quran. Mulai berjuang untuk mengajak ibu-ibu concern terhadap pendidikan anak mereka di TPA. Belajar bersama membumikan Quran, kemudian berharap menjadi walking quran, manusia yang berakhlaq quran. Begitu memahami satu ayat, langsung dilaksanakan.

Ya Allah, mudahkanlah dan mampukan kami meniti jalan ini...............Jalan para pejuang Quran

Saturday, 18 March 2017

Belajar Menjadi Ibu Profesional - Misi Hidup dan Produktivitas

Alhamdulillah, sudah melewati 8 minggu, berharap ilmu ini bermafaat untuk makin mengukuhkan peran penting dalam mengukir peradaban

a. Ranah aktivitas di kuadran SUKA & BISA: berperan sebagai pemimpin yang mengatur sumber daya manusia dalam tim

b. BE DO HAVE
1. I want to be a leader
2. I want to lead:
 - my children to optimize their fitrah under my husband supervision.
 - the team in TAUD to educate the offsprings to be the walking Quran
 - the team in my faculty to do the research and community service in the field of mechanical engineering
3. I want to have
- A family that  take a way to jannah by being the ones who benefit other
- A TAUD with a strong commitment in Quran education
- A productive research group with at least 2 projects a year


c. Time based goals
1. Lifetime purpose: khusnul khotimah
2. Strategic plan
- Mengajak anak-anak bereksplorasi dengan beragam aktivitas untuk menemukan peran penting dalam kehidupannya
3. New year resolution
- Membuat satu project keluarga yang bisa bermanfaat untuk orang lain dengan melibatkan anak-anak pada peran yang lebih menonjol
- Membuka kelas baru di TAUD dengan pembelajaran Quran berbasis fitrah yang menyenangkan dan bermakna

Ya Allah, kutulis catatan ini menjelang subuh, mohon diparingi kekuatan dan dimampukan menjalani apa yang sudah ditulis di catatan ini. Tunjukkan jalan yang menuju tujuan hidupku dalam menjalani peranku sebagai ibu ketiga anakku, kepala TAUD dan dosen/peneliti. Terangi jalanku dengan cahayaMu, sampai tercapai tujuan utamaku, meninggalkan dunia dengan khusnul khotimah dan berkumpul kembali dengan keluargaku di surgaMU



Pengen punya rumah seperti ini. Semoga diparingi yang lebih baik di surga

Friday, 10 March 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Mengenali kekuatan diri

Hasil bercermin dengan tools-nya Abah Rama di temubakat.com adalah sebagai berikut




Jadi, langkah berikutnya adalah bagaimana mengoptimalkan peran sebagai leader dan educator ini di semua lini. Baik itu di kampus, di rumah maupun di masyarakat dengan tujuan untuk menjadi manfaat bagi ummat dan menjadikan manfaat itu sebagai investasi akhirat

Masih bingung di matriks suka - tidak suka - bisa - tidak bisa


At least, ilmu ini bisa menjadi guidance untuk mengetahu bagaimana mengoptimalkan minat bakat anak-anak, menemukannya kemudian memupuknya .....



Thursday, 2 March 2017

Belajar Menjadi Ibu Profesional - Manajer Keluarga

Untuk NHW #6 ini, peserta diminta menuliskan aktivitas paling penting dan paling tidak penting.

Dimulai dari menuliskan semua kegiatan selama sehari, dan baru sadar betapa aktivitas terkait Office-related work ternyata mendominasi waktu dalam sehari. Sediiiih, harus di reschedule lagi. Harus lebih mengoptimalkan waktu kerja di kampus so that di rumah adalah waktu khusus untuk anak-anak. Have to take priorites, which job should be left :)

Ditulis di saat boring berat AUN-QA Training. Membuat lebih mudah mengambil keputusan untuk tidak join the welcome dinner :)





Thursday, 23 February 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Learning How to Learn

Desain pembelajaran 

Pekan ini, yang dibuat desain pembelajaran pribadi dulu. Sambil memikirkan untuk anak-anak

Oke, kita meniru langkah pengembangan kurikulumnya PTM saja

1. Profil lulusan
- Ibu profesional dengan fokus pada pendidikan anak

2. Capaian pembelajaran
- Mampu mendampingi anak mencari misi hidupnya
- Mampu memimbing anak untuk mengenal tujuan hidupnya di dunia
- Mampu mencontohkan sikap dan gaya hidup yang sesuai dengan Quran dan sunnah

3. Keterampilan umum
- Hafal juz 29 & 30, dengan artinya
- Memahami beberapa kosakata bahasa Arab yang biasa dipakai dalam Quran
- Memahami tafsir dan azbabun nuzul paling tidak 50 ayat dalam Quran
- Hapal paling tidak 50 hadits shahih (ref: 99 pesan nabi)
- Mampu menceritakan kembali siroh nabi
- Mampu menceritakan kembali cerita sahabat
4. Keterampilan khusus
- Memahami tahapan perkembangan anak
- Menerapkan fitrah based education dalam mendampingi kegiatan belajar anak
- Mengimplementasikan best practice dalam mendidik anak sesuai fitrah (ref: Kiki Barkiah, Septi Peni, Harry Santosa, Adriano Rusfi, Abah Ihsan, Elly Risman, dll)
- Memiliki referensi yang memadai dalam proses pendidikan anak
5. Kurikulum/mata kuliah
- Tahapan perkembangan anak & indikator minimal di tiap tahap
- Fitrah based education
- Siroh Nabi
- Cerita sahabat
- Cerita inspiratif
- Tafsir Quran
- Hadits Nawawi
6. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Seharusnya spesifik untuk tiap mata kuliah, terdiri dari tujuan, media dan metode pembelajaran serta uraian kegiatan pembelajaran

(1) Fitrah based education
Membaca buku tentang FBE, membaca dengan seksama posting beberapa best practice ttg FBE & Parenting, membuat catatan pribadi sebagai sarana pengingat
(2) Siroh Nabi & cerita sahabat
Tiap Jumat pagi mengalokasikan waktu sehabis subuh untuk melihat you tube ust salim A Fillah di majelis jejak nabi
(3) Cerita inspiratif
Membaca dengan seksama kisah-kisah di islampos kemudian membuat catatan untuk selanjutnya diteruskan kepada anak-anak saat story time
(4) Tafsir Quran
Tiap hari senin sd kamis sesudah subuh mengajak anak-anak untuk melihat channel Free Quranic Education di Youtube, kemudian membuat catatan penting tiap rabu pagi
(5) Hadits Nawawi
Membaca 1 hadits nawawi tiap ahad malam, mengulang-ulang membaca Komik 99 Pesan Nabi, membuat catatan sebagai pengingat


Lumayan keren nih, tapi yang penting be consistent, just do it



Coburg Lake, Spring 2011

Thursday, 16 February 2017

Belajar Menjadi Ibu Profesional - Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

Materi pekan ini makin keren....

Bagaimana mengoptimalkan potensi fitrah selama proses pendidikan anak dengan panduan Quran dan Sunnah. Penting untuk mencatat: fokus pada untuk apa anak-anak mempelajari sesuatu hal, bukan sekedar materi apa yang harus dipelajari anak-anak. Tugas orang tua adalah membimbing anak-anak menemukan misi spesifik hidupnya selama proses perkembangan fitrahnya.

a. Review Jurusan Ilmu di Universitas Kehidupan
Masih tetap konsisten menimba ilmu tentang Quran, Hadits dan Shiroh sebagai bekal menggandeng tangan anak-anak menuju surga

b. Review checklist harian
Lebih detail:
- Mendoakan anak-anak, suami dan ortu, terutama saat sholat Tahajud
- Murojaah ba'da Subuh
- Tilawah antara Magrib & Isya
- Mendengarkan lecture Nouman Ali ba'da Murojaah subuh dan menuliskan resumenya at least 2x sepekan
- Menuliskan lesson plan untuk belajar adik di TAUD tiap Senin pagi
- Menceritakan lima cerita per bulan untuk oleh-oleh mbak Qoni
- Story time untuk Shofiya dan Zaki antara Magrib & Isya
- Men-trigger ide Shofiya tiap Ahad pagi

c. Menetapkan peran hidup
- Misi besar: Menjadi manfaat untuk dunia sebagai amal kebaikan di akhirat
- Misi detail: Menggerakan potensi diri, anak-anak & suami untuk fokus pada pengajaran Quran sebagai cahaya hidup bagi lingkungan sekitar
- Peran: Pengelola TAUD Saqu Wonogiri

d. Ilmu penunjang
- Tahapan perkembangan fitrah anak
- Tahsin
- Tafsir
- Hadits & Siroh

e. Milestone
Sebagai dosen, milestone sudah didefinisikan pada research roadmap. Sekarang fokus pada penggunaan komposit bambu untuk energi terbarukan. Bagaimana menyebarkan teknologi ini seluas-luasnya. Harus bisa manage waktu untuk tetap fokus juga di TAUD, demi anak-anak, anak-anakku dan anak-anak bangsaku.


Nah, sekarang waktunya untuk konsisten, lakukan, lakukan, lakukan.........

Semoga catatan ini menjadi pengingat buat ibu yang menjejak di dua dunia, dan berharap suatu saat tidak ada lagi pemisah antar dua dunia ini.......






Friday, 10 February 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Masya Allah, materi pekan ini keren banget. Harus menyiapkan diri menyemai semua potensi untuk bisa berkontribusi, menebar manfaat di muka bumi, menjadi amal kebaikan kelak di akhirat nanti


SURAT CINTA UNTUK SUAMI

https://www.facebook.com/notes/indah-widiastuti/surat-cinta-untuk-suamiku/10155116666384040


Empat belas tahun sudah berlalu sejak pertama keluarga ini dimulai, semoga belum terlambat untuk berbenah diri.

POTENSI ANAK-ANAK

Mbak Qoni hadir pertama kali dengan sifatnya yang keras, saat ilmu masih sangat terbatas. Telah mengalami sekian kali pindah rumah dan sekolah, dari wonogiri sampai jogja, dari sukoharjo sampai Melbourne, menempanya menjadi anak yang sangat adaptif. Disukai banyak orang, charming, tidak sulit untuk punya teman di lingkungan yang baru ditemuinya. Crafty, gerakan tangannya telah menghadirkan banyak karya, menghiasi kamarnya yang sekarang sunyi.

Mbak Shofy mengisi hari, dengan kelembutan hatinya yang selalu menyentuh. Caring, penyayang, namun teguh pendirian. Tidak mudah buatnya untuk memulai pertemanan, tapi kesetiannya kemudian tidak perlu diragukan. Hari-harinya tidak pernah lepas dari bacaan, itulah mungkin alasan tidak sulit buatnya untuk menuangkan imajinasi, ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Kreativitasnya muncul dalam karya-karya yang kadang bertebaran di seantero rumah

Adik Zaky datang, di tengah kumpulan orang-orang yang penuh inspirasi. Lelaki kecil ini mulai menunjukkan kecerdasannya dengan perilaku dan bicaranya. Selalu bergerak, lompat, berlari dalam berbagai posisi. Tidak bisa diam, namun betah berlama-lama menekuni bacaannya. Seperti kedua kakaknya, anak ini juga tergila-gila dengan cerita.


POTENSI DIRI DAN KELUARGA

Religius akademika, mungkin menjadi brand tepat yang mewakili keluarga ini. Buku, jurnal dan proposal menjadi santapan sehari-hari.

Ternyata lebih sulit mengenali potensi diri daripada potensi anak-anak. Oke coba lihat aktivitas terdekat, karakter negosiator sepertinya cukup tepat. Saya mampu menjalin komunikasi dengan banyak pihak dengan cukup smooth. Mungkin itu alasan jadi mudah membuat network. Dengan suami yang suka punya ide aneh-aneh, diskusi kami jadi seru. Punya mimpi-mimpi yang terus kami bicarakan, termasuk di depan anak-anak, Sepertinya kami visioner, selalu berusaha mencari celah di mana kami bisa berkontribusi. Walaupun belum pernah menjadi pemimpin formal, sepertinya kami berdua sering dapat amanah mengkoordinasikan suatu aktivitas. Yah, terbatas di kegiatan pengajian, TPA, kegiatan tertentu di kampus, tapi kepemimpinan dicatat saja sebagai potensi.

Visi untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban yang membuat kami memutuskan untuk memasukkan masjid sebagai materi dalam kurikulum pendidikan untuk anak-anak.


LINGKUNGAN

Suatu hal yang harus selalu disyukuri adalah kesempatan belajar di suatu lingkungan yang telah banyak merubah cara pandang hidup kami. Hidayah untuk menjadi muslim yang lebih baik kami dapatkan di lingkungan tersebut. Tidak mudah saat harus kembali ke dunia nyata, ke lingkungan yang seharusnya menjadi arena menerapkan hasil belajar selama 4,5 tahun.
Pulang kembali ke Indonesia adalah kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan angan-angan. Sedikit demi sedikit berusaha berkontribusi. Alhamdulillah, satu-satu dipertemukan dengan mereka yang punya mimpi yang sama. Di masjid, di kampus, di desa-desa, di sekolah mbak Shofi dan beberapa komunitas yang menguatkan dan menginspirasi.

Semoga Allah memampukan keluarga ini menjadi salah satu titik kecil yang berkontribusi membangun peradaban yang lebih baik. Semoga dikuatkan untuk istiqomah menebar manfaat dan kebaikan untuk umat. Semoga dimudahkan meniti jalan bersama menuju pintu surga


Friday, 3 February 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Indikator Profesionalisme

Alhamdulillah, pekan pertama belajar sudah terlewati. Pekan ini dibahas mengenai profesionalisme. Untuk mengerjakan PR ini, sesuai perintah, peserta diminta meminta pendapat responden, yaitu anak dan suami.

Setelah sholat subuh, ummi nanya mbak Shofi apa yang dia expect dari ummi, apa yang bikin dia hepi. Jawabnya: kalo ummi let me beli buku sebanyak-banyaknya di GrXXedXX.
Trus nanya abi, jawabnya, kalo ummi initiate.....Wkwk, ga pengen ummi prepare kopi pagi-pagi? Ga pengen ummi siapin camilan pagi? Kata abi, ah kayak baru nikah setahun, mi.......

Oke, jadi indikator diidentifikasi berdasarkan intuisi ummi aja deh

1) Sebagai individu
     Memiliki harapan besar bertemu anak-anak dan suami di surga, tentu harus persiapan banyak sebagai individu. Yang tertulis di sini adalah aktivitas yang sudah dilaksanakan tapi belum istiqomah dan yang pengen dilakukan
- Tahajud dulu sebelum bekerja, bukannya kerja dulu trus tahajudnya mepet-mepet subuh
- Tilawah between magrib & isya at least 5 lembar, biar anak-anak juga bisa melihat gimana interaksi umminya dengan Quran
- Murojaah hapalan sesudah subuh at least 30 menit, 15 menit berikutnya nonton ustad nouman
- Belanjain makanan kesukaan eyang (jadi anak sholihah)

2) Sebagai ibu
- Mengurangi pegang hape di depan anak-anak, istiqomah no hape between magrib sampai isya
- Membaca at least 1 referensi sehari untuk bahan cerita ke anak-anak
- Story time after magrib
- Murojaah with kakak tengah after subuh
- Murojaah with adik at least once a day, ga bisa disebutkan waktunya karena bisa sambil sepedaan, perang-perangan, naik mobil
- Peluk kakak-kakak besar
- Buat daftar cerita untuk kakak besar at least 5 cerita tiap bulan

3) Sebagai istri
- Initiate first
- Belanjain sayur buat mbah tiap sabtu pagi (jadi menantu yang baik)
- Cukup ya bi...... Kalo ga ada makanan buat sahur, abi kan bisa nyeplok telur sendiri :) Kopi sdh bikin sendiri tiap hari, baju ada yang nyuciin


Sementara ini dulu deh, mestinya ada juga yang berkontribusi untuk community, tapi disimpen dulu deh.

Semoga dimampukan menjalankan peran sebagai istri, ibu, anak dan individu yang bisa bermanfaat untuk umat dan kemanfaatannya menjadi pemberat amal di akhirat


Wednesday, 25 January 2017

Belajar menjadi Ibu Profesional - Adab Menuntut Ilmu

January 2017......

Akhirnya memutuskan untuk mulai aktif belajar di komunitas Ibu Profesional. Mulai ngintip webnya sejak tinggal di Melbourne, mungkin sekitar tahun 2012, saat thesis masih bisa disambi ngalor ngidul.

Oke, kita mulai pelajaran pertama tentang Adab Menuntut Ilmu. Mari kita mulai mengerjakan PR-nya

Sip, setuju banget, adab sebelum ilmu

1. Jurusan yang akan ditekuni di Universitas Kehidupan (UK)

Karena judulnya di UK, ga mau mikir lagi soal belajar banyak hal untuk memenuhi kompetensi sebagai dosen profesional :) Mau jadi ibu profesional dulu ah. Kan lagi fokus di pendidikan....pendidikan anak..... pendidikan anake dewe :)

Pengen belajar jurusan ILMU TAFSIR dan SIROH

2. Alasan terkuat

Karena anak-anak suka mendengarkan umminya cerita. Walaupun sudah segede itu, duo gadis masih nagih story time ke ummi. Dan ummi pengen membagikan cerita terbaik untuk mereka. Meyakini benar bahwa cerita adalah sarana doktrin yang ampuh untuk menularkan value dan impian kami. Bercita-cita dan berharap tiga mutiara ini menjadi penebar manfaat untuk umat, menjadikan Quran sebagai cahaya menerangi sekeliling mereka dan menunjukkan jalan menuju the ultimate goal of life. Ilmu tafsir dan siroh akan memperkaya bahan cerita untuk tiga mutiara

3. Strategi

So far, Nouman Ali Khan dan Salim A Fillah adalah dua channel terpercaya untuk belajar tafsir dan siroh. Jadi setiap ba'da subuh, mengupayakan bisa belajar via you tube

4. Perubahan sikap

Sepertinya harus mengulang kenangan manis di Melbourne. Bergabung dalam jamaah pengajian menjadi jauh berkurang frekuensinya sekarang. Harus mulai menguatkan hati untuk ikut ngaji tiap Senin malam di Al Hidayah, Kamis malam di Solikhin dan Rabu malam di Baiturrahman. Kok ga yang sore? Ah, belum pede gabung di kajian rutin ibu-ibu RW.
Mungkin mulai intense lagi untuk ngajak teman-teman di Pabelan merintis kajian ofline Al Peteka. Mosok untuk ngajakin penelitian semangat, ngajak ngaji kok hesitate........

I am approaching 40, ingat bekal untuk akhirat nanti, ingat tinggalkan warisan ilmu terbaik untuk tiga mutiara

Semangat yuk ummi.........